Sabtu, 18 Agustus 2012

Shalat Enam Waktu Menurut Al-Qur'an

Ditulis untuk Allah-Semata

Shalat umat Islam dikatakan telah diajarkan oleh Rasul. Maka ia adalah Sunnah Rasul. Para ulama tidak pernah mengakui bahawa shalat adalah "Sunnah" Allah, yaitu suatu amalan yang diajarkan Allah melalui Kitab-Nya, Al-Qur'an. Sebaliknya mereka selalu berkata "Adakah cara shalat di dalam Al-Qur'an!"

Penulisan ini menjawab soalan tersebut. Di dalam jawaban ini, segala keterangan dirujuk kepada Al-Qur'an saja, dan keterangan yang akan dikemukakan akan menyinggung perasaan karena berbeda dengan amalan shalat biasa umat Islam. Segala sesuatu yang dikemukan bukanlah untuk membuktikan bahwa umat Islam salah, tetapi sekadar untuk menyatakan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an mengenai shalat, dalam pengertian yang sebenarnya. 

Nama dan Waktu

Perihal mengenai waktu pada umumnya kita mengenal dengan istilah: fajar, pagi, siang, sore, senja, malam, tengah malam(kedalaman malam). Sama dengan istilah Subuh, pagi, zuhur, ashar, magrib, isya, Tahajjud.

Penjelasan dimulakan dengan memperihalkan nama bagi tiap-tiap shalat. Terdapat nama shalat di dalam Al-Qur'an, iaitu shalat Fajar (subuh, 24:58) dan (81:18, ketika waktu langit terlihat terang tetapi matahari belum mncul) , shalat wusthaa, atau shalat yang di tengah (2:238). dan shalat Isya (24:58), begitu juga dengan shalat Jum'at (62:9) dan shalat Tahajjud (17:79) nama shalat ini menunjukkan waktunya juga. Waktu-waktunya dijelaskan lagi dengan sebuah ayat lain berbunyi:

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (17:78)

Artinya ketika matahari tergelincir persis berada diatas kepala kita, yaitu perintah untuk melaksanakan shalat sampai kegelapan malam.

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (11:114)

Perkenaan mengenai "wusta" ingin diperjelaskan lagi di sini. Ia bermakna "di tengah", maksudnya adalah waktu pada kedua tepi siang,(diantara pagi dan petang) yaitu biasa disebut (Zuhur dan Ashr). Dan pada permulaan bagian malam dikenali umum sebagai waktu maghrib. 

Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (4:103)

Oleh karena itu Al-Qur'an menjelaskan sendiri, selanjutnya dijelaskan dengan sebuah ayat berbunyi:

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (17:79)

Sedikit menjelaskan mengenai shalat Tahajjud atau shalat yang ditambahkan:
Ayat diatas Tuhan mengatakan bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan jelaslah ayat diatas mengatakan "Perintah" ibadah tambahan yang fardhu, kenapa dikatakan fardhu? "Coba kita ambil sebuah perumpamaan seorang majikan menyuruh kepada budaknya untuk melakukan perintah kepadanya "tolong tambahkan air itu kedalam bejana pada setiap malam hari" dan perintah itu dijadikan suatu ketetapan yang syah." Jadi jelaslah apa yang dikatakan Tuhan bahwa sekalipun itu adalah tambahan tapi menjadikan suatu ketetapan maka itu dikatakan wajib atau fardhu.

Jadi Shalat menurut Al-Qur'an itu ada 6 waktu, yaitu Fajar(subuh), Zuhur(siang), Ashr(sore), Magrib(senja), Isya(gelap malam) dan Tahajjud(tengah malam). Dan kesemuanya dikatakan Wajib.

Jadi pernyataan diatas menjelaskan tidak ada nama-nama shalat, hanya diwaktu-waktu tersebut ada perintah untuk melaksanakan shalat, maka shalatlah kamu seperti Allah telah mengajarkan orang-orang terdahulu shalat.

Artinya bahwa apa yang kita sudah kenal umumnya bahwa Shalat itu 5 waktu dan hukumnya adalah wajib, begitupun tambahan shalat yang diberikan Allah untuk dikerjakan hukumnya pun wajib (fardhu), jadi keseluruhan dari shalat kita menjadi 6 waktu, bukan lagi 5 yang biasa umat Islam jalani. 

Ketentuan dan Waktu Shalat

Shalat hendaklah dilakukan pada waktu-waktu yang Allah tentukan, seperti arahan-Nya yang berbunyi:
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (4:103)

Tiada terdapat pula satu ayat pun di dalam Al-Qur'an yang memperbolehkan shalat itu dilakukan pada waktu yang bukan waktunya, seperti menjamakkannya(yaitu menggabungkan dua shalat Fardhu menjadi Satu).Walau dalam keadaan apapun shalat hendaklah dikerjakan pada waktu-waktunya.Ayat yang berikut menjelaskannya:
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (2:239)

Tetapi Shalat itu bisa di qashar atau dikurangkan dari raka'atnya.
"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu." (4:101)

Perkenaan mengenai shalat Tahajud yaitu:
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (73:1-6)

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu... (73:20)

Jelas sekali dikatakan diatas bahwa shalat ini dikatakan bagian dari shalat yang diwajibkan (fardhu), yaitu pelaksanaan dua pertiga malam (sekitar jam 3 pagian), seperdua malam (jam 12 malam) atau sepertiga malam (yaitu sekitar jam 10 malam) .
...Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu... (73:20)

Begitupun, daripada ayat tersebut, umat diingatkan supaya melakukan shalat seperti yang diajar oleh Tuhan - segala ajaran Tuhan terkandung di dalam Al-Qur'an.

Rakaat

"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu." (4:101)

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu. (4:102) 
Dijelaskan bahwa mengenai raka'at tersebut diatas yaitu sebanyak dua rakaat, Allah memberikan perumpamaan bahwa dalam keadaan perangpun Allah mewajibkan (shalat yang fardhu). Perumpamaan diatas menjelaskan bagaimana bentuk shalat yang di-qashar.

Wudhu

Mengenai wudhu juga (perkataan "wudhu" tidak disebut di dalam Al-Qur'an), hanya empat bahagian anggota badan yang terlibat, yaitu muka, tangan, kepala, dan kaki. Ini dijelaskan dengan ayat yang berikut:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, Allah hendak menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (5:6)

Ayat ini telah juga disebut oleh Rasul, dan beliau tidak mungkin menambah bahagian-bahagian anggota yang lain dalam wudhu karena jika beliau berbuat demikian maka Allah akan membunuhnya. Firman-Nya:
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:43-46)

Kiblat

Kiblat menurut Al-Qur'an ialah Masjidil Haram, yang di tengahnya terletak Ka'ba. Rasul sendiri telah mencari-carinya dahulu lalu Allah menunjukkan kepadanya melalui ayat yang berikut:
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (2:144)

Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. (2:150)

Pakaian

Pakaian untuk shalat adalah yang baik atau cantik karena ketika itu umat berhadapan serta berkomunikasi dengan Penciptanya. Malahan, Allah telah menyuruh mengambil perhiasan di setiap masjid, yang bermaksud tempat sujud. Dan sujud dilakukan juga dalam shalat. Firman-Nya:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid. (7:31)

Berkomunikasi

shalat adalah suatu cara istimewa dalam berinteraksi dengan Allah karena Ia dimulakan dengan membersihkan bahagian-bahagian anggota badan tertentu. Satu daripada tujuan umat berkomunikasi dengan-Nya adalah untuk memohon pertolongan. Firman-Nya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (2:45)

Mohonlah kepada-Nya. Sebaik-baiknya permohonan adalah menurut apa yang diajarkan di dalam Al-Qur'an. Shalat bukan saja masa untuk memohon pertolongan tetapi juga suatu masa untuk mengingati-Nya. Ini dijelaskan dengan sebuah ayat lain berbunyi:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (20:14)

Bahasa

Dia melarang melakukan shalat jika apa yang diucapkan di dalamnya tidak difahami. Firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (4:43)

Artinya jika kita Shalat membacakan ayat-ayat Tuhan di haruskan kita mengerti daripada artinya (kandungannya). Misalkan apa yang kita baca Surat Al-Ikhlas: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Jangan sampai kita baca Ayatnya dalam bahasa Arab kita tidak mengerti Ucapannya (isi atau artinya) Begitupun dengan ayat-ayat yang lainnya yang terdapat di Al-Qur'an.

Setelah dilarang mengerjakan shalat apabila segala yang diucapkan tidak difahami dan seseorang itu terus melakukannya juga, maka apakah hukumnya? Ingin diingatkan di sini bahawa Iblis telah menjadi kafir setelah mengingkari hanya satu (saja) perintah Allah! Maka ia dikatakan "Kafir."

Suara

Nada suara dalam shalat tidaklah terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah tetapi di pertengahan, dan ini berlaku untuk semua shalat. Firman-Nya:

...Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." (17:110)

Seruannya

Shalat dimulai dengan menyeru Nama-Nya, seperti Allah, atau Ar-Rahman (Yang Pemurah) atau mana-mana nama-Nya yang indah yang diajar di dalam Al-Qur'an. Firman-Nya:
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik)." (17:110)

Ayat yang berikutnya menetapkan apa yang harus diucapkan selepas seruan itu, yaitu:
Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (17:111)

Gerakan dan Bacaannya

Berdiri, rukuk (tunduk) dan sujud disebut berulang kali di dalam Al-Qur'an.

Pertama

Diawali dengan berdiri.

Berdiri hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah... (30:30)

Menyeru dengan nama Allah (al asmaaul husna) Allahu akbar atau Ar rahmanatau lainnya (20:8). Lalu mengucapkan:
"Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (6:162)

Dan Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (6:163) 

Lalu membaca Al-Fatihah (15:87). Kemudian diteruskan dengan membaca Ayat yang terdapat didalam Al-Qur'an menurut keperluannya (suratnya boleh pendek atau panjang). (73:20).

Kedua

Ru'ku dan membaca Subhana rabbial azim (maha suci Allah). (69:52)

Ketiga

Sujud dan membaca Subhana rabbial a'la (maha suci Allah). (87:1)

Kembali berdiri dan mengulangi seperti di atas.

Keempat

Duduk dan membaca "Subhanakallahumma" (10:10) lalu:
"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik." (23:109) 

Lalu:
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (2:127)

Kelima

Penutupnya mengucapkan "Salam, Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin." (10:10)

Keenam

Bertasbih sebagaimana dalam:
Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang. (50:40) 

Inilah shalat yang diajarkan menurut Al-Qur'an yang juga dikerjakan oleh Nabi dan Rasul sebelum Muhammad. Berkenaan tulisan yang digarisbawahi itu merupakan inti dari rangkaian dan tuntunannya sedangkan ayat-ayat doa yang ada didalam nya sesuai dengan kehendak dan keiginan serta keperluannya.

Tambahan: Doa yang biasa dibaca ketika dalam bacaan shalat Tahajjud yaitu:
"Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong dan "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (17:80-81)

Shalatnya Orang Mukmin

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (23:11)

Larangan

Satu lagi larangan yang di dalam shalat (selain ucapan yang tidak difahami) yang termaktub di dalam Al-Qur'an ialah menyeru, atau menyebut, nama-nama yang selain daripada Nama-Nya. Hanya Nama Allah disebut di dalam shalat. Ini difahamkan daripada ayat yang berikut berbunyi:
"Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (72:18)

Penutup

Banyak perkataan mengenai shalat menurut ajaran Tuhan di dalam Al-Qur'an di sini. Tentulah ia dapati bertentangan dengan ajaran para ulama yang menyatakan shalat mereka datang dari Rasul atau sunnahnya. Jadi alhasil buat apalagi kita harus mempercayai kitab-kitab atau hadis-hadis yang tidak pernah jelas keberadaanya yang katanya adalah di dalam kelima-lima kitab hadis terbesar di dunia mengikuti perintah Rasulnya.

Pertanyaannya

Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah? (4:122) atau rasul Muhammad (53:4)?

Bacaan Do'a Setelah Shalat

Robbana la tu'akhizna innasina au akhta'na robbana wala tahmil'alaina isran kama hamaltahu ‘alallazina min qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih wa'fu ‘anna wagfir lana warhamna anta maulana fansurna ‘alal qaumil kafirin. (2:286)
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (2:286)


Robbanagfirlana zunubana wa israfana fi amrina wa sabbit aqdamana wansurna ‘alal qaumil kafirin. (3:147)
"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (3:147)


Robbana innana sami'na munadiyay yunadi lil imani an aminu birobbikum fa amanna rabbana fagfir lana zunubana wa kaffir ‘anna sayyi'atina watawaffana ma'al abrar. (3:193)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (3:193) 



Robbana la taj'alna fitnatan lili lazina kafaru wagfir lana rabbana innaka antal ‘azizul hakim. (60:5)
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (60:5) 


Rabbanagfir li wa liwalidayya walilimu'minina yauma yaqumul hisab.(14:41)
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (14:41) 


Wa qalu sami'na wa ata'na gufranaka rabbana wa ilaikal masir. (2:285)
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (2:285)


Robbana innana amanna fagfirlana zunubana waqina azabanar. (3:16)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka. (3:16)



Robbana anzil ‘alaina ma'idatam minas sama'i takunu lana ‘idal li awwalina wa akhirina wa ayatam minka warzuqna wa anta khairur raziqin. (5:114)
"Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama." (5:114)


Rabbana taqabal minna innaka antas sami'ul ‘alim. (2:127)
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (2:127)


Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabbannar. (2:201)
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (2:201)

Sumber: http://allah-semata.org/index.php?option=com_content&task=view&id=58&Itemid=26

0 komentar:

Posting Komentar

Mari saling bersaksi

 

Bai`at Syahadat Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates